Bentuk Sastra Unik Al-Quran
Tahukah Anda?
Al-Quran menciptakan bentuk sastra baru - bukan puisi maupun prosa - yang ahli bahasa masih tidak bisa mengklasifikasikan atau mereplikasi.
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya
Al-Quran 17:88
Penjelasan
Al-Quran menyajikan bentuk sastra yang sepenuhnya unik - bukan puisi Arab klasik, bukan prosa, tetapi sesuatu yang benar-benar baru yang tidak ada sebelumnya dan tidak dapat direplikasi. Bentuk ini menggabungkan ritme, rima, dan struktur dengan cara yang belum pernah dicapai dalam bahasa Arab.
Detail Ilmiah
Bentuk Sastra Sui Generis
Al-Quran tidak mengikuti aturan puisi Arab klasik (qasidah) atau prosa standar (nathr). Bentuknya yang unik, sering disebut 'sajʿ' yang disempurnakan, menggabungkan elemen ritme, rima, dan struktur naratif dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya atau sesudahnya dalam sastra Arab.
The Challenge (Tahaddi)
The Quran presents a direct literary challenge (tahaddi) to create something similar to it. This challenge appears in multiple verses (2:23-24, 10:38, 11:13, 17:88). Initially, challengers were invited to produce an entire book like the Quran, then just ten chapters, and finally just one chapter. Despite reduced requirements, no one succeeded in creating anything comparable according to objective literary criteria.
Referensi
- Studi Linguistik Arab - Keunikan Gaya Al-Quran
- Abdul-Raof, H. (2003). Exploring the Quran
- Saeh, R. (2015). The Inimitability of the Quran